Suara 1,”Dimana prioritasmu?”
Suara 2,”Tinggalkan apa yang ada di bumi, fokus ke Tuhan”
Suara 3,”maju terus”
Suara 4,”Terus berlari, di depan memang banyak halangan, tapi jangan nyerah”
Kalo membaca hal-hal yang temen-temen kita dapat dari Tuhan pada saat penyembahan bersama pada tanggal 1 Juli 2008 kemarin, kita jangan sampai salah kaprah lho! Suara Tuhan yang pertama memang sudah jelas makna dan maksudnya. Tapi yang selanjutnya, belum tentu setiap dari kita menangkap hal yang sama, kan?! So, kita bahas deh hal ini secara singkat, padat, dan jelas.
Kita memang harus tahu benar prioritas kita. Supaya kita juga tidak menjadi batu sandungan buat orang lain, sekaligus supaya kita juga bisa me-manage kegiatan-kegiatan kita dengan baik dan benar. Untuk itu, pertama-tama kita harus tahu urutan prioritas yang benar.
1. Tuhan (ya iyalah, tentunya!).
2. Keluarga (jangan sampai keluarga kita terbengkalai gara-gara kerjaan kita yang seabrek..).
3. Kerjaan (Kalau yang sekolah, sekolah yang baik. Yang kuliah, kuliah yang benar. Yang gawe, harus tetap jadi terang buat dunia.
4. Pelayanan.
Jadi yang harus kita utamain itu MELAYANI TUHAN, bukan MELAYANI PEKERJAAN TUHAN. Melayani Tuhan itu bisa dengan berbagai cara, yang pertama ialah menjadi Penyembah yang menyembah dalam Roh dan Kebenaran (Tunggu pembahasannya dalam Bible Study selanjutnya ya..). Lalu cara kedua untuk dapat melayani Tuhan juga memahami prioritas yang benar adalah dengan cara “Meninggalkan apa yang ada di bumi dan fokus pada Tuhan.
Meninggalkan apa yang ada di bumi itu maksudnya bukan bunuh diri terus masuk surga en ketemu Tuhan (What?! Yang ada masuk neraka kale..). Bukan juga tentang kita tinggalin semua kerjaan kita terus mendekam di kamar selama 24 jam. Tapi tepatnya adalah dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama di bumi ini dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang membangun kerohanian kita, baik secara langsung maupun tidak. Misalnya, mengganti kebiasaan marah-marah ga jelas setelah dimarahin oleh atasan, dengan memberikan berdoa memberkati orang yang telah menyakiti hati kita itu.
Dan yang terakhir, untuk mengukur apakah kita telah memprioritaskan Tuhan, kita lihat di Kidung Agung 5:1-7.
(1) Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku. Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta! (2) Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!" (3) "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?" (4) Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku. (5) Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu. (6) Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya. (7) Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.”
Kisah ini menceritakan tentang Salomo dan gadis Sulam, yang melambangkan hubungan kita dengan Tuhan. Pada saat itu Salomo mendatangi rumah gadis Sulam tersebut, tetapi ia tidak mau membukakan pintu. Namun ketika akhirnya ia mau membukakan pintu, Salomo sudah pergi. Masihkah kita membiarkan Tuhan menunggu kita di luar pintu? Cepat bukakan! Jangan sampai Tuhan keburu meninggalkan kita lho! Seringkali kita menunda maupun mengulur waktu kita untuk bertemu Tuhan dengan hal-hal yang lain. Tapi sekarang kita sudah harus tahu apa yang terdahulu. Matius 6:33.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
-08 September 2008-
Breakthrough Team
Jesus loves us